Kamis, 29 September 2011

My abstract

AN RAMZIAH Najah, C44050502. The port activity according to the existence of facilities in Lampulo Coastal Fishing Port, Banda Aceh. Guided by ERNANI LUBIS AND RETNO MUNINGGAR


The success of fishing port operational can not be separated from all the supporting factors are there, one of them is the availability of fishing port facilities. The existence and condition of port facilities is one of the benchmarks of success of capture fisheries. Fishing ports can perform optimally if the existence facilities is adequate and in suitable with needs.
Lampulo Coastal Fishing Port is not working optimally after the tsunami. A total of 9563 units boats without motor, outboard boats and inboard boats were damaged by the tsunami, including the PPP Lampulo, 30 Fish Landing Base (PPI), ice plant, cold storage, Seed Fish/Shrimp Seed Office, and the fish Market.
This study aims to obtain information about the existence and condition of facilities in the PPP Lampulo, Banda Aceh; determine the level of existence, needs, and facility conditions to support their activities; and determining the ratio between the existence and needs of the facilities.


This research using case method of existence, needs, and facility conditions and the ratio between the existence and the need for facilities to support activities in the PPP Lampulo. Analysis conducted descriptive statistical approach.


In general, the existence and condition of facilities in supporting the activities of the PPP Lampulo has gone good. This is because the existence and condition of facilities in good category. The existence, needs, and general condition of facilities in supporting the activities of fish landings have a good category, event handling and processing of fish have very good category; marketing activities, maintenance and repairs, as well as administration and counseling with a good category. Obtaining the ratio between the exist facilities of the should be facility, namely on the vital facilities 1:1,12 (good), significant 1:1 (very good), and complement 1:1,43 (good) and this indicates that all activities in the PPP Lampulo could walk properly.


Keywords: Banda Aceh, the facilities, fishing ports, PPP Lampulo



Perempuan itu..




Masih kuingat perempuan itu
setiap pagi setelah menanak nasi
dan memasak
pergi mencari sesuap nasi


roman wajahnya teguh tegar
aku memperoleh kesejukan
saat menatap bening telaga dalam hitam bola matanya


langkah kakinya teratur kekar


aku tak mampu menyamai kecepatannya hingga dia
mengangkat dan menggedongku dalam pelukannya


Masih kuingat perempuan itu
dalam rahimnya aku tumbuh
sebuah tempat bermain yang paling mengasyikkan
aku meloncat berputar
dan menendang-nendang sepuasku


aku tak tahu, lho
kalau perempuan itu menderita karenanya
tapi aku yakin
perempuan itu juga amat bahagia


harus kuakui sejujurnya
aku sebal dan kesal harus keluar dari dunia yang paling
nyaman untuk dihuni,
rahim perempuan itu
aku protes!
aku berontak!
aku menangis kuat-kuat, oe...! oee ...! oeee...!


Masih kuingat perempuan itu
harum tubuhnya menjadi penyebab aku terlelap
dalam dekapan hangatnya
obrolan tengah malam berdua bersamanya merasuk
sukma dan otakku
do’a yang dinaikkannya dipertiga malam
menebus langit ketujuh, bersemayam, mengendap
dan akhirnya jatuh berupa butir-butir kasih sayang
menjadi pupuk terbaik bagi pertumbuhan batinku




Ma,
engkaulah perempuan itu
perempuan yang kucintai sepenuh hati
tak ada daya upaya sekuat tekadmu
tak ada kasih sayang setulus milikmu
tak sanggup aku mengingkari cintamu
tak sanggup aku membalas kasihmu




Ma,
bukan cuma aku yang membutuhkanmu
bangsa ini pun bertopang pada pilarmu
pilar kejujuran, kebersahajaan, keanggunan, keteladanan
sekaligus kekuatanmu
Rabbiqfirli wali walidaya warhamhumma kama rabbayani
shaqira’
Ya Allah,
kasihi dan sayangilah dia
sebagaimana dia mengasihi dan menyayangiku di waktu
aku kecil
I love you, ma!




Jkrt, 1404 at 4 am
-- Penghujung Fajar--

about my hobby :)

assalamu'alaykum..

bismillahirrahmanirrahim..
Hmm..kalau ditanya sejak kapan zi suka jepret..
Zi juga bingung ngejawabny..hehee :D
Tapi mungkin since he left me..
Zi baru sadar kalau zi ga punya foto-foto bersama beliau..
Apalagi semenjak zi kul diIPB..interaksinya ma beliau makin berkurang..
Walaupun komunikasi lewat hp tetep jalan..
Tapi rasanya beda..very different..

Lanjut lagi mengenai kesukaan zi sama jepret..
Rasanya ada kebahagiaan tersendiri bisa ngeframe ciptaan Allah..
Ga bosen untuk dilihat :D Subhanallah ciptaanNya..
Apalagi kalau ada moment yang pas..

Kalau ditanya zi belajar dari mana jepret..
Zi juga bingung..
Tapi zi suka coba-coba dan otak-atik..
tanya sana-sini yang udah mantep jepretannya (Thanks buat Mba Devina, Kak Wicak,
Pak Dedy, Mas Galih, Bang Edy, Mba Dian..atas info-infonya..)
Jazakllh buat bang Sayed dan Pak Novi atas motivasi2nya…
Terrusss sapa agi ya?lupa zi..(maklum si short memory..harus banyak dan sering diinget..hehee)

Oh ya..gara-gara zi suka bawa kamera kemana-mana..
Zi dijulukin tukang photo mesjid raya (karena memang di Mesjid Raya Baiturrahman suka ada
tukang photo keliling bagi yang mau dijepret dengan background Mesjid Raya)..
Ampuuun deh yang ngasih julukan..(padahal yang tukng photo di Mesjid Raya kan bpak2..)

Zi seneng banget ngelihat hasil jepretan orang..
Bagus-bagus euyy..banyak ngasih inspirasi (cielaah bahasanya :D)
Maklumlah msih amatiran..jadinya masih banyak butuh referensi :)

Walaupun zi cuman punya kamera yang masih sederhana..
Yang penting zi bisa jepret..
It’s make me feel happy..very happy..
InsyaAllah kalau zi ada rezeki ditambah lagi “pernak-pernik”nya..
Mohon do’anya ^^

Hmm...bingung mau nulis apalagi..
Yaudah deh..Salam Jepret aja :D:D

wasalamu'alaykum..


Membebas Makna Ikhlas


Ikhlas, kata yang tak mudah dan selalu menyisakan tanya
Dan kita adalah manusia
Yang tak dapat tidak
Suka menuliskan kebajikan-kebajikan kita


Maka aku menuliskan kebajikan di atas pasir
Menjadi gelombang kecil, kecil saja
di permukaan, meriak, dan hilang
Lalu yang tampak hanya wajahku kehausan

Atau terkadang kutulis di atas pasir
Agar angin keikhlasan menerbangkannya jauh dari ingatan
Agar ia terhapus, menyebar bersama butir pasir ketulusan

·      Ikhlas bermakna sebuah perjalanan panjang. Perjalanan untuk menemukannya.
·      Seorang yang ikhlas “mencintai apa yang dilakukannya”. Bukan sekedar “melakukan apa yang dicintainya”.


Allahu a ‘lam bish shawab

Allah Ghoyatuna..Nothing Else!!: Perempuan itu..

Allah Ghoyatuna..Nothing Else!!: Perempuan itu..

Senin, 26 September 2011

Sesadar Sang Penyelam


“…Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami,   
mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga, tapi tidak dipergunakannya untuk mendengar.  Mereka itu penaka binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(QS. Al-A’raaf: 179)


Hal pertama yang membedakan seorang penyelam dengan seorang yang tenggelam adalah kesadaran. Jika seorang yang menyelam disebut ‘sadar’, maka yang tenggelam bisa disebut ‘lalai’.

Kesadaran membuat kita bisa mempersiapakan diri dan perangkat-perangkat untuk menyelami lautan kehidupan ini. Kesadaran adalah anugerah agar kita bisa memilih yang terbaik diantara alat-alat itu, seoptimal kemampuan kita. Kesadaran membuat mata kita terbuka, tubuh lincah bergerak kian kemari, dan semua indera peka untuk merasakan berbagai keindahan hidup ketika mereka yang tenggelam hanya mengutuk, mengumpat, gelagapan, dan kembung kesakitan dalam lautan nikmat Allah. Mengapa manusia bisa beriman, beribadah, bersyukur, dan bersabar? Salah satu jawaban termudahnya  adalah, karena dia sadar. Karena dia tidak lalai.

Allahu a ‘lam bish shawab

Rabu, 21 September 2011

Ketika Aku Memilih

Dalam setiap pilihan hidup apapun itu, seorang mukmin beristikharah pada Allah. Tetapi shalat istikharah merupakan salah satu tahapan, sebagai bentuk kepasrahannya kepada apa saja yang terbaik dipilihkan Allah untuk dunia, agama, dan akhiratnya. Istikharah yang sesungguhnya dimulai jauh sebelum itu; dari rasa taqwa, menjaga kesucian ikhtiar, dan kepekaan dalam menjaga hubungan baik dengan Allah.

Ketika segala sebelumnya dijalani dengan apa yang diaturNya, maka istikharah adalah saatnya bertanya. Pertama tentang pantaskah kita dijawab olehNya. Yang kedua, seperti apa jawaban itu. Yang ketiga beranikah kita untuk menerima jawaban itu dengan apa adanya. Karena itulah sejujur-jujurnya jawaban. Disitulah letak furqaan, kepekaan khas orang bertaqwa.

Karena soalnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Soalnya, bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah di ulurkan lembut dengan cinta, ataukah di lempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Bisa juga yang diberikan pada kita berbeda dari apa yang diharap hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang kita namakan barakah.


Allahu a ‘lam bish shawab