Rabu, 21 September 2011

Ketika Aku Memilih

Dalam setiap pilihan hidup apapun itu, seorang mukmin beristikharah pada Allah. Tetapi shalat istikharah merupakan salah satu tahapan, sebagai bentuk kepasrahannya kepada apa saja yang terbaik dipilihkan Allah untuk dunia, agama, dan akhiratnya. Istikharah yang sesungguhnya dimulai jauh sebelum itu; dari rasa taqwa, menjaga kesucian ikhtiar, dan kepekaan dalam menjaga hubungan baik dengan Allah.

Ketika segala sebelumnya dijalani dengan apa yang diaturNya, maka istikharah adalah saatnya bertanya. Pertama tentang pantaskah kita dijawab olehNya. Yang kedua, seperti apa jawaban itu. Yang ketiga beranikah kita untuk menerima jawaban itu dengan apa adanya. Karena itulah sejujur-jujurnya jawaban. Disitulah letak furqaan, kepekaan khas orang bertaqwa.

Karena soalnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Soalnya, bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah di ulurkan lembut dengan cinta, ataukah di lempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Bisa juga yang diberikan pada kita berbeda dari apa yang diharap hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang kita namakan barakah.


Allahu a ‘lam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar