Senin, 12 September 2011

Ayah..An Uhibbuhu lillah..

  •        “Anakku! Ambillah bekal di dunia. Jangan kau terlalu menolaknya, agar kau tidak menjadi beban bagi manusia”. (Luqman Al Hakim)
  •       Said bin Musayyib berkata kepaa anaknya, “ Sungguh, akan aku tambahkan shalatku karena agar aku selalu dijaga (Allah) untukmu”.
  •      “Anakku, janganlah jadikan dirimu lebih lemah dari ayam jantan ini. Ia bersuara diwaktu sahur, sedang kamu tidur pulas di atas kasurmu.” (Luqman Al Hakim)
  •       Teringat cerita seorang laki-laki yang dikenal banyak beribadah. Saat mengalami sakratul maut, keluarganya menangis mengelilinginya. Laki-laki itu mengatakan, Tolong aku ingin duduk..”Setelah duduk, ia pun bertanya tiap keluarga yang menangisinya..dari mulai ayah, ibu, istri, hingga anak2nya..
  •        Pada anaknya ia bertanya: “Anak-anakku apa yang membuat kalian menangis?” Anak-anaknya menjawab, “KARENA KEDUKAAN DAN KEHINAAN ANAK YATIM BILA AYAHNYA MENINGGAL.”
  •        Lalu lelaki itu berkata: “tak ada yang perlu kalian tangisi karena kepergianku.tidak adakkah diantara kalian menangisi bagaimana aku harus berdiri dihadapan Rabbku…”
  •         Ya Tuhan kami, janganlah jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (QS. Ali Imran:8)
Setidaknya untuk suatu waktu tertentu, kita harus mengenang kembali ayah kita. Terlepas ayah kita sudah wafat ataukah masih sehat, sejatinya ayah kita selalu ada, selamanya. Bila sudah tidak ada secara fisik, masih ada jejak keberadaannya. Merintis pada wujud kit. Sebagian tersalin pada wajah kita yang begitu mirip, atau perangainya yang kita serupai. Like father like son. Pasti ada yang bisa kita jadikan alasan unuk merasakan ayah  kita selalu ada.

Maka menghadirkan kembali kenangan akan ayah tercinta seharusnya bias dilakukan oleh semua kita. Siapapun kita, seperti apapun ayah kita, dan dimanapun kini ayah kita berada. Sejak ayah kita mengambil takdirnya untuk menjadi ayah, ia pasti jauh bahwa kewajibannnya sebgai ayah jauh lebih banyak dari apa yang mungkin bias ia harapkan dari anak-anaknya. Kebanyakan dari harapan itu pun bukan suatu pengembalian yang ingin ia minta dari kita.
  •      Ayah sungguh aku rindu padamu…” Aku tahu bahwa engkau sangat tahu seberapa besar cintaku padamu. Kini aku hanya ingin”.  mengucapkannya lebih sering lagi
  •       Cinta ayah adalah cinta yang memberi proses pada pembentukkan dan perkembangan kepribadianku, meski dengan caranya yang sederhana.
  •       Dengan cintanya, ayah selalu ingin berbuat yang terbaik untukku.
  •       Yang ayah wariskan kepada aku bukan kata-kata atau kekayaan, tetapi sesuatu yang terucapkan..
  •        I would say…Terimakasih Allah telah meminjamkan seorang ayah yang begitu hebat dan luar biasa untukku, ibu dan adik-adikku..
  •      “ Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al Isra’: 23-24)




Allahu a ‘lam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar