Kali ini aku ingin menuliskan kisah-kisah agung gugurnya para panglima
pada benturan pertama peradaban Madinah dengan Romawi .
Panglima Zaid ibn Haritsh merangsek ke tengah musuh membawa bendera
Rasulullah hingga puluhan tombak menyapa tubuhnya, memintanya untuk berhenti
dan ruhnya disambut ranjang surga. Panglima kedua, Ja’far meraih bendera itu
dan memegangnya dengan tangan kanan hingga lengannya lepas. Lalu dipegangnya
dengan tangan kirinya, dan tangan itu pun putus. Lalu didekapnya bendera itu di
dadanya hingga seorang prajurit Romawi membelah tubuhnya. Maka Ja’far segera
terbang ke surga.
“Jika kau ikuti kedua pahlawan itu”, gumam sang panglima ketiga, “Kau akan
mendapat petunjuk”. Tapi terbesit keraguan dalam hatinya. Akankah pertempuran
ini diteruskan sementara korban yang jatuh dari kaum muslimin telah demikan
banyak? hanya dalam beberapa saat dua panglima telah memenuhi janji pada Allah
untuk mati membela agamaNya. Dia sungguh ragu. Tidakkah ini sia-sia? Tapi
tidak. Dia juga sudah dekat dengan cita-citanya. Pasukan ini milik Allah,
kepadaNyalah ia titipkan jika memang telah tiba saat baginya untuk menyusul
kedua sahabatnya. Maka dia diingatkan kembali akan cita-citanya. Syair
diteriakkan dngan lantang. Biarlah jiwanya yang di dalam dada menyimak. Biarlah
tiap makhluk menjadi saksi.
Maka dilemparkan pula sekerat tulang yang tadi dia gigit untuk menegakkan
punggungnya. Dia menjemput cita tingginya. ‘Abdullah ibn Rawahah itu syahid.
Tsabit ibn Arqam Al Ajlani segera meraih bandera dari pelukan ‘Abdullah’ dan
berlari ke arah seseorang yang sibuk membabat musuh dari punggung kudanya.
“Ambil ini Abu Sulaiman!!!”, dia berteriak.
“Tidak!”, kata yang dipanggil. “Jangan aku. Engkau ikut Perang Badar, engkau
yang lebih layak!”
“Demi Allah, ambil ini Abu Sulaiman!!Tidaklah aku mengambilnya melainkan
kuberikan padamu!!”
Dan orang yang dipanggil Abu Sulaiman itupun mengambilnya. Disaat itulah, di
waktu yang bersamaan, dari atas mimbar Masjid Nabawi di Madinah, sang Nabi
berlinang air mata mengisahkan kegagahan tiga panglima yang diutusnya. Setelah
air matanya sedikit terseka, beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“ Lalu bendera itu diambil oleh salah satu pedang di antara pedang-pedang Allah
dan Allah memberikan kemenangan melaluinya”.
Pedang Allah itu akrab dipanggil Abu Sulaiman. Nama aslinya Khalid
ibn Al Walid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar