Kamis, 15 September 2011

Ambil ini Abu Sulaiman!


         Kali ini aku ingin menuliskan  kisah-kisah agung gugurnya para panglima pada benturan pertama peradaban Madinah dengan Romawi .
Panglima Zaid ibn Haritsh merangsek ke tengah musuh membawa bendera Rasulullah hingga puluhan tombak menyapa tubuhnya, memintanya untuk berhenti dan ruhnya disambut ranjang surga. Panglima kedua, Ja’far meraih bendera itu dan memegangnya dengan tangan kanan hingga lengannya lepas. Lalu dipegangnya dengan tangan kirinya, dan tangan itu pun putus. Lalu didekapnya bendera itu di dadanya hingga seorang prajurit Romawi membelah tubuhnya. Maka Ja’far segera terbang ke surga.

          Jika kau ikuti kedua pahlawan itu”, gumam sang panglima ketiga, “Kau akan mendapat petunjuk”. Tapi terbesit keraguan dalam hatinya. Akankah pertempuran ini diteruskan sementara korban yang jatuh dari kaum muslimin telah demikan banyak? hanya dalam beberapa saat dua panglima telah memenuhi janji pada Allah untuk mati membela agamaNya. Dia sungguh ragu. Tidakkah ini sia-sia? Tapi tidak. Dia juga sudah dekat dengan cita-citanya. Pasukan ini milik Allah, kepadaNyalah ia titipkan jika memang telah tiba saat baginya untuk menyusul kedua sahabatnya. Maka dia diingatkan kembali akan cita-citanya. Syair diteriakkan dngan lantang. Biarlah jiwanya yang di dalam dada menyimak. Biarlah tiap makhluk menjadi saksi.

          Maka dilemparkan pula sekerat tulang yang tadi dia gigit untuk menegakkan punggungnya. Dia menjemput cita tingginya. ‘Abdullah ibn Rawahah itu syahid. Tsabit ibn Arqam Al Ajlani segera meraih bandera dari pelukan ‘Abdullah’ dan berlari ke arah seseorang yang sibuk membabat musuh dari punggung kudanya. “Ambil ini Abu Sulaiman!!!”, dia berteriak.

           “Tidak!”, kata yang dipanggil. “Jangan aku. Engkau ikut Perang Badar, engkau yang lebih layak!”
                “Demi Allah, ambil ini Abu Sulaiman!!Tidaklah aku mengambilnya melainkan kuberikan padamu!!”

            Dan orang yang dipanggil Abu Sulaiman itupun mengambilnya. Disaat itulah, di waktu yang bersamaan, dari atas mimbar Masjid Nabawi di Madinah, sang Nabi berlinang air mata mengisahkan kegagahan tiga panglima yang diutusnya. Setelah air matanya sedikit terseka, beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “ Lalu bendera itu diambil oleh salah satu pedang di antara pedang-pedang Allah dan Allah memberikan kemenangan melaluinya”.

Pedang Allah itu akrab dipanggil Abu Sulaiman. Nama aslinya Khalid ibn Al Walid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar