Apapun, yang kita pilih di dunia ini ujungnya adalah
tanggung jawab. Memikul tanggung jawab apapun pasti melelahkan. Tidak ada hidup
yang tidak melelahkan. Semuanya pasti berujung pada kelelahan. Yang membedakan hanya bagaimana seseorang
memahami dan menghargai hidupnya dengan kebaikan. Hanya itu yang membedakan.
“Jika
kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun
(pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran)
itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan
supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan
supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang zalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang
beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. (QS.
Ali-Imran: 140-141)
Allah
SWT menjelaskan, bahwa pada dasarnya orang kafir maupun orang Mukmin itu
sama-sama mengalami rasa capek, kelelahan, kesakitan. Tetapi yang membedakan antara
orang Mukmin dengan orang kafir ialah bahwa meski sama-sama sakit, sama-sama
lelah, orang Mukmin mengharapkan semua itu ada balasan pahalanya di sisi Allah.
Sementara orang-orang kafir tidak bisa mengharapkan balasan pahala tersebut
dari Allah SWT.
·
Hidup hanyalah kesempatan untuk membuat
pilihan –pilihan. Segalanya digulirkan dan digilirkan.
·
Setiap manusia lahir, hidup, lalu mati.
Kecil, akhirnya membesar. Muda, lama-lama tua. Muncul kesenangan, terkadang
berganti kesedihan. Sehat dan sakit. Semua fana. Semua pasti selalu berubah,
bergerak, dan berjalan. Tetapi semuanya akan berhenti dan berakhir.
·
Rasulullah saw dalam hadist shahih
menyebutkan, “Orang yang cerdas itu adalah orang yang mengendalikan dirinya dan
mempersiapkan hidup setelah mati.”
·
Coba kita bertanya pada diri sendiri, apa
yang kita cari dalam hidup ini? Jawablah pertanyaan itu dari sudut pandang yang
kita mau. Dari sudut kekayaan, harta benda, materi, dan keduniaan. Dari sudut
popularitas, jabatan, kehormatan, penghargaan, dan kemuliaan. Atau dari sudut
mana pun yang lainnya yang kita mau.
·
Tanyakan lagi, tentang kematian yang
merupakan fase pasti setelah kehidupan. Jika kita berorientasi pada kekayaan,
harta benda, materi, dan keduniaan. Tanyakanlah apa dampak itu semua pada fase
kehidupan setelah kematian?
Kehidupan
memang sebuah bentangan jalan yang akan berakhir. Kematian pasti terjadi
siapapun kita. Sebesar apapun kuasa dan jabatan kita. Seluas apapun milik kita.
Sekuat apapun perlindungan kita. Begitu mahalnya nilai hidup. Karena itu,
setiap orang harus memberi pilihan yang tepat untuk mengisi hidup.
·
Pilihan dalam hiduplah yang akan menentukan
siapa kita
·
Pilihan dalam hidup juga yang akan
menentukan kemana kita nantinya.
·
Pilihan hidup juga yang akan menetapkan
seluruh akibat yang harus kita jalani nantinya.
·
Setiap hari umur bertambah, usia berkurang.
Hal itu berarti kematian kian dekat. Tak ada pilihan lain, kecuali kita harus
memilih jalan hidup yang benar.
Allahu a ‘lam bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar